Legenda Dewa Harem

Chapter 78: Boneka Ginseng

Jika dugaan Randika benar soal hal itu, boneka ginseng tersebut bisa memperkuat dirinya untuk melawan kekuatan misterius dalam tubuhnya. Seharusnya kakeknya mengerti suatu trik untuk menangkapnya.

Randika lalu menuju pojokan ruangan dan menelepon kakek ketiga. Tak lama kemudian teleponnya diangkat. "Kenapa lagi sekarang?" Suara kakeknya terdengar malas.

Ketika Randika hendak berbicara, suara orang-orang bekerja kembali terdengar sangat keras. Randika lalu berjalan keluar agar bisa berbicara lebih nyaman dengan kakeknya.

"Halo kek, suaraku kedengaran?" Randika dengan cepat keluar ruangan agar pembicaraannya dengan kakeknya itu bisa dilakukannya dengan nyaman.

Dia juga menyuruh Viona pergi duluan tanpa dirinya.

"Mau apa lagi sekarang? Apa kamu butuh uang? Kakek cuma punya cukup uang untuk beli rokok!" Kakek ketiganya ini sedang asyik merokok tetapi tiba-tiba dia ditelepon oleh Randika.

Randika masih kehabisan kata-kata, apakah kakeknya ini menyinggung dirinya tidak pernah memberikan uang? "Kek, aku menemukan sesuatu yang hanya ada seribu tahun sekali! Tapi sayang, kakek rasanya sedang tidak ingin diganggu. Kalau begitu aku kerja lagi ya kek."

"Ah! Bisa-bisanya kau menggoda dan mencampakkan kakekmu ini?" Kakek ketiga segera tertawa. "Apakah ini mengenai keadaan tubuhmu?"

"Bukan kek." Randika lalu menjelaskan mengenai boneka ginseng yang berkeliaran di kantornya tadi. Tiba-tiba, Randika mendengar suara handphone yang jatuh dari balik teleponnya.

"APA?" Kakek ketiga benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya sedangkan Randika merasa telinganya menjadi tuli gara-gara teriakan kakeknya itu.

"Kek jangan lebay begitu!" Randika menggosok-gosok telinganya.

"Nak, kau tidak mengerti betapa pentingnya penemuan itu?" Kakek ketiga sampai lupa menghisap rokoknya saking semangatnya, sudah lama dia tidak merasa begitu semangat.

"Kalau aku mengerti aku tidak mungkin bertanya pada kakek." Randika menggelengkan kepalanya.

"Itu ginseng yang berumur ribuan tahun! Esensi bumi dan langit memberikannya kesadaran, harusnya aku sudah mengajarkanmu ini?" Kakek ketiga mulai mengomel. "Harganya itu sangat mahal, kita bahkan bisa memakai uangnya sampai 3 keturunan."

Randika lalu bertanya, "Khasiatnya memangnya apa?"

"Ginseng itu bukan hanya akan memperkuat kesehatanmu saja, benda itu akan menyembuhkan luka-luka internalmu. Kalau benda itu kamu minum, kekuatan misteriusmu itu juga akan menghilang dan menyatu denganmu!"

"APA?" Randika benar-benar terkejut. Dia hanya menduga bahwa boneka ginseng itu akan membuat dirinya menjadi kuat tetapi dia tidak menyangka bahwa kekuatan misteriusnya itu bahkan akan menyatu dengan dirinya!

Meskipun sup obat yang kakeknya berikan itu berefek sama, namun semua itu membutuhkan 3 tahun penuh sebelum akhirnya dia dapat mengendalikan kekuatan misteriusnya itu.

Dan sekarang dia mengetahui bahwa boneka ginseng itu bisa menyelesaikannya dalam sekejap, jelas Randika menjadi bersemangat.

"Benar-benar keajaiban! Menurut kakek, berapa persen itu akan berhasil?"

"Sembilan puluh persen kalau kakek yang meramunya sendiri." Nada suara kakeknya itu terdengar penuh percaya diri.

"Dulu kakek pernah menemukan boneka ginseng itu sekali. Saat kakek masih muda dan berguru pada guru kakek, kami mendapat kasus seorang penatua berumur 88 tahun yang sakit keras. Hidupnya sudah di ujung tanduk dan kami sudah menyerah tetapi keluarganya memberikan kita petunjuk letak dari ginseng yang berumur ribuan tahun."

Kakek ketiga mulai terjebak dengan nuansa nostalgia. "Guru lalu membawaku ke lokasi tersebut dan mencari tanaman ginseng itu. Akhirnya kami menemukannya di ujung bukit. Ketika guru mencabutnya, ginseng itu berubah menjadi boneka ginseng dan bahkan sempat menangis waktu itu. Kakek yang masih muda itu ketakutan melihatnya."

"Jika ginseng sudah berubah menjadi boneka ginseng, dia akan memiliki kesadaran sendiri dan sangat lincah. Hampir mustahil untuk menangkapnya kalau sudah kabur." Kakeknya mengingatkan Randika.

"Pasien kakek bagaimana?"

"Guru kakek membuat boneka ginseng itu menjadi sup obat. Ketika diminumkannya kepada penatua itu, bukan hanya dia selamat, dia hidup dengan sehat sampai umur 125 tahun!"

"Cerita kakek seperti mengada-ngada begitu." Sulit membayangkan kakeknya yang malas ini menjadi dokter keliling begitu.

"Kapan memangnya kakek pernah bohong? Kalau kakek tidak berkelana dengan guru kakek dulu, kau sudah lama mati tahu!" Kakek ketiga mulai marah-marah pada Randika.

"Hahaha aku bercanda kek." Randika merasa puas sudah menggoda kakeknya itu. "Susah bayangin kakek bepergian seperti itu, habisnya kakek kalau di rumah malas bener."

"Huh dasar anak tidak tahu terima kasih!" Lalu kakek ketiga terdiam sesaat. "Randika… ini waktu yang tepat untuk menyembuhkan luka di tubuhmu itu. Jika kau berhasil mendapatkan boneka ginseng itu, aku akan membuatkan obat untukmu."

Randika tersenyum pahit mendengarnya. Mungkin kakeknya tidak tahu seberapa sulit menangkap boneka sialan itu. Dia bahkan kehilangan jejak boneka ginseng itu!

"Apakah ada cara untuk menangkap boneka ginseng itu?" Tanya Randika.

"Kakek tidak tahu."

"Tidak tahu?"

"Tentu saja kakek tidak tahu." Kakek ketiga mulai marah-marah lagi. "Guru kakek langsung mencabutnya dari tanah jadi boneka itu tidak bisa lari darinya."

"Boneka ginseng itu sangat lincah, aku tidak bisa menangkapnya." Randika terdengar kecewa. "Bagaimana kalau meminta kakek ke sini dan membantuku?"

"Kau saja yang muda tidak bisa, apalagi kakek yang tua ini!" Ketika mendengarnya, Randika hanya tertawa.

"Kakek sebenarnya ingin membantumu dan melihat sendiri bagaimana boneka ginseng itu." Kakek ketiga menghela napas. "Aku sedang sibuk membuat obat sekarang. Jika kau tidak meneleponku, mungkin kakek sudah lama selesai menyelesaikan kuota hari ini."

"Bisakah kakek melakukannya besok-besok?"

"Tentu saja tidak. Tanaman obat di ladang sedang bagus-bagusnya. Lagipula kakek datang pun tidak bisa terlalu banyak membantumu. Boneka ginseng itu hanya kau yang bisa menangkapnya."

Randika sedikit kecewa. "Baiklah kalau begitu, nanti setelah mendapatkannya aku akan menemuimu."

Setelah menutup teleponnya, pikiran Randika dipenuhi oleh boneka ginseng itu. Dia tidak menyangka bahwa itu adalah kunci untuk menyembuhkan dirinya. Dia benar-benar harus mendapatkannya.

Sekarang permasalahannya adalah melacak keberadaan boneka ginseng itu. Setelah ia kabur dari ruangan, susah untuk melacaknya lagi.

Apakah dirinya harus mencari hingga ke pelosok kota?

Malas berpikir panjang, Randika akhirnya memutuskan untuk keluar dari gedung terlebih dahulu dan menghirup udara segar. Dia sekarang bergantung pada nasib baiknya saja.

Setelah mengetahui khasiat boneka ginseng ini, Randika jadi malas untuk membuat ramuan X lagi. Dalam benaknya, cuma ada boneka ginseng.

Tapi bergerak secara pasif seperti ini bukanlah seorang Ares. Tapi dirinya sendiri sudah tidak berdaya, boneka itu benar-benar licin dan menghilang tanpa jejak. Mencari tanpa petunjuk hanyalah membuang waktu.

Setelah berjalan dengan penuh pemikiran selama 10 menit, dia melihat sosok wanita cantik yang sedang berteduh sambil mengawasi seseorang dengan tatapan tajamnya itu. Setelah dia perhatikan baik-baik, perempuan cantik tersebut adalah Deviana!

Apakah dia sedang mengintai pencuri lagi?

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like